Thursday, January 21, 2016
GUS BLONG, GUS CUR LAN OMEN
Suatu hari di dunia pewayangan ada acara tahlilan dimana salah satu keturunan Batara Guru meninggal dunia, banyak yang berdatangan untuk mengikuti acara tahllilan tersebut, bahkan lakon wayang milik Wak Hadi, Gus Cur dan Gus Blong hadir dalam acara itu tapi tak terlihat lakon wayang milik Hisyam Noer yakni Cakil, Kentos maupun Omen, acara tampak lebih megah, wajar bukan hanya kaum konglomerat saja yang hadir dalam acara tersebut tapi juga kelompok wong mbambung.
Acara dimulai dengan bacaan yasin dan sebagainya kemudian diakhiri dengan santapan sajian makanan yang telah dipersiapkan, beberapa menit kemudian akhirnya acara tahlilan selesai, Gus Cur dan Gus Blong berjalan pulang dengan perut yang kenyang.
Di pertigaan jalan Gus Cur dan Gus Blong bertemu dengan Omen yang lagi asik nyangkruk sambil dengerin musik rock album terbaru Green Day.
“Hai men” sapa Gus Blong
“Halo, darimana?” Tanya Omen
“Tahlilan” nyahut Gus Cur
“Kami pulang dulu” kata Gus Blong
“Come here, duduk sini dulu” kata Omen
“Keminggris kuwe” kata Gus Cur
“Ada apa sih” sahut Gus Blong sambil mengarah ke Omen
Akhirnya mereka bertiga duduk-duduk bersama berbincang-bincang sambil ngemil.
“Eh tahlilan yang baru kalian ikuti itu bagaimana sih?” tiba-tiba Omen bertanya
“Memang kamu belum pernah ikut tahlilan” Tanya Gus Blong
“Belum pernah sama sekali” jawab Omen
“Ndeso” sahut Gus Cur
“Dalam lembaga pendidkanku tak pernah diajari seperti itu, jangankan adat tahlilan bacaan yasin saja aku tak hafal terkadang aku malu sama anak-anak kecil yang biasa hafal bacaan yasin” kata Omen
“Makanya ikut Tahlilan biar hafal” Kata Gus Cur
“Eh gak boleh itu bid’ah” bantah Omen
“Kata siapa?”
“Aku diajari dari kecil katanya tahlilan itu termasuk Bid’ah”
“Sok Kamdiyah kamu, alasannya apa secara nalar” kata Gus Blong
“Orang mati itu kan sudah susah kenapa masih juga kalian maintain makan, lak yo tambah susah, bacaan-bacaan tahlilan itu menurut saya juga baik tapi perang piring dan sendok itu loh yang bikit risih, itu namanya sudah jatuh tertimpa tangga, sudah kehilangan sanak keluarga malah orang-orang datang meminta makan” Omen ngoceh
“Betul” nyeletup Gus Cur
“Bentar dulu kalau masalah makanan yang kau permasalahkan, dulu aku pernah menemui salah satu keluarga dari Ras Kamdiyah meninggal dunia, disitu memang tak ada tahlilan hanya orang-orang yang datang untuk Takjizah, tapi aku lihat disitu juga ada hidangan makanan, apa tak sama saja itu” bantah Gus Blong
“Betul” nyeletup lagi Gus Cur
“Emm.. la terus bagaimana dong?” Kata Omen yang merasa terpojok
“Betul” nyeletup lagi Gus Cur
“Malah aku juga pernah menemukan keluarga Kamdiyah waktu kehilangan salah satu keluarganya itu juga melakukan Tahlilan dan jamuan makanan, itu malah tak konsisten dengan apa yang diajarkannya” Imbuh Gus Blong
“Betul.. betul..” Gus Cur nyeletup lagi
“Betal betul aja kamu itu”
“Hehehe”
“Men, jika kamu tak ikut Tahlilan tapi dikasih makanan dari Tahlilan itu, lantas akan kamu apakan?” Tanya Gus Blong
“Makanan di tolak, ya dimakan dong” jawab Omen spontan
“Oh dasar, potonganmu arep nolak makanan, sehari bisa makan dua kali saja kamu sudah beruntung” Gus Cur angkat bicara
“Men, wong mbambung gak usah engkek, lagian aku Cuma makmum kalaupun salah yang patut disalahkan ya Imamnya yang tak bisa memimpin makmum dengan benar, ayo Cur pergi, ngurusi Omen” kata Gus Blong sambil pergi meninggalkan Omen dengan Gus Cur
“Aku juga Makmum, sama dengan kalian……. Hehehehe” Teriak Omen [Enha]
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment