Baju baru alhamdulillah,
Tuk di pakai di hari raya,
Puasa tinggal dua
hari lagi, Omen merasakan suatu hal yang bakal hilang, baru kali ini Omen bisa
merasakan hal seperti ini sedangkan tahun-tahun lalu dia tak merasakan apa-apa,
ditambah lagi targetnya di bulan puasa kali ini terbilang gagal.
Sore hari Omen
berjalan-jalan kerumah Denis, dia berkunjung dikarekan beberapa hari ini Denis
tak kelihatan batang hidungnya, di khawatirkan dia sedang sakit. Sampai di
depan rumah Denis, Omen bertemu dengan Ibu Sakijah ibunya Denis.
“Assalamu’alaikum
Bu” Sapa Omen
“Wa’alaikum Salam
Nak Omen, tumben ada perlu apa ya?” Tanya Ibu Sakijah
“Beberapa hari
ini Denis kok tidak kelihatan Bu, apa dia sedang sakit?”
“Tidak Nak Omen,
dia dikamar murung terus minta dibelikan baju baru, sementara ibu tak ada uang
nak”
“Oh gitu toh bu,
boleh saya bertemu Denis”
“Silahkan Nak,
masuk saja”
Omen masuk menuju
ke kamar Denis.
“Hei Den, kenapa
kamu murung gini?” Tanya Omen
Denis tak
menjawab, malah memasang muka manyun.
“Den, baju baru
itu gak penting gak usah kamu pikir, apa kamu gak kasihan sama ibumu yang ikut
sedih gara-gara kamu minta baju baru” Kata Omen
“Bang siapa sih
yang memulai beli baju baru saat lebaran” Denis angkat bicara
“Saya tak tau
Den?”
“Huft...”
“Ibu kamu cari
nafkah buat kebutuhan sehari-hari saja susah, apalagi kamu minta baju baru,
tanpa kamu minta mungkin ibu kamu sudah mengerti, mungkin dia menangis disaat
melihat anak-anak lain memakai baju baru sementara kamu tetap memakai baju yang
lama”
“Kenapa saya tak
ditakdirkan sebagai orang kaya saja Bang?”
“Hasrusnya kamu
bersyukur ditakdirkan sebagai orang miskin”
“Kok bisa bang?”
“Kalau kamu
ditakdirkan sebagai orang kaya dan sifatmu seperti fir’aun yang sombong gimana?
Jadi orang miskin harus bersyukur karena seperti Nabi Muhammad SAW karena Nabi
Muhammad SAW adalah orang miskin”
“Walaupun saya
kaya saya akan tetap bersyukur bang”
“Sekarang mungkin
enak kamu bicara seperti itu, tapi kalau ceritanya seperti Nabi Ibrahim gimana?
Yang awalnya tak punya anak, kemudian sombong jika punya anak maka akan
dibelahnya juga untuk qurban tapi ketika punya anak dan Allah mengutus
menyembelih anaknya maka galau seketika Nabi Ibrahim, untung waktu itu di
tolong oleh malaikat dengan mengganti Nabi Ismail dengan kambing”
“Ia ya bang”
“Mangkanya yang
terpententing dalam hari raya idul fitri bukanlah baju baru melainkan hati kita
yang baru, hati yang selama sebulan mengalami proses metamorfosis itulah yang
kita tunjukkan, jika selama sebulan proses metamorfosis itu berhasil maka hati
kita yang awalnya ulat akan berubah menjadi kupu-kupu tapi jika proses
metamorfosis itu gagal maka hati kita yang awalnya ular meskipun berganti kulit
tetap jadi ular, artinya tak ada perubahan sama sekali antara sebelum puasa
sampai sesudah puasa”
“Tapi aku minder
bang jika bermain bersama temanku, pasti bajuku paling jelek sendiri”
“Gak usah minder
Den, aku saja yang bertahun-tahun gak beli baju baru waktu hari raya idul fitri
gak ada masalah kok”
“Bang Omen kerja
aja enggak mau dapat baju baru darimana?”
“Hahahaha” mereka
tertawa bersama
“Sekarang gak
usah murung lagi, kasihan ibumu sedih mikir buat beli baju baru untukmu, yang
penting kamu jadi anak yang sholeh yang berbakti kepada orang tua”
“Oke siap bang”
“Nah itu baru
Denis yang aku kenal, besok aku tunggu di tempat biasa sama Bang Kentos dan
Bang Cakil kita takbir bersama-sama, sekarang aku pulang dulu,
Assalamu’alaikum”
"Wa'alaikumus Salam" Enha
No comments:
Post a Comment