Bersandar ku di depan rumah
Mata terus menatap ke atas
Dan sering menatap ke atas
Matahari seakan marah dan terus bersinar
Panas.....
Pengap.....
Itu yang orang katakan di desa saya
Mereka tak hentinya meminta hujan
Berdoa'a...
Shalat Istikharah
Hampir sebagian besar usaha sudah dilakukan
Tapi matahari seakan belum puas membakar manusia dengan panasnya
Hujan mulai turun di berbagai wilayah
Tapi desaku masih juga panas tak hentinya
Mataku terus menatap ke atas
Katanya Tuhan ada di langit
Sore itu kawanan awan hitam berkumpul
Merubah suasana dalam desaku
Tetesan air surga pertama pun jatuh dalam tanah desa ini
Dan di ikuti oleh tetesan-tetesan yang lain
Guyuran hujan deras akhirnya basahi tanah kelahiran
Tuhan membalas tatapan mata saya
Tuhan perhatikan tempat saya
Dan saya tau Tuhan pasti akan lakukan ini, tapi entah waktunya
Hisyam Noer, 8 November 2015
No comments:
Post a Comment