Kata ayahku jika
aku melanjutkan sekolahku di perguruan tinggi Muhammadiyah mungkin aku akan
menjadi seorang murid yang mendapatkan perlakuan khusus, bagaimana tidak, mulai
dari Taman Kanak-Kanak aku berada di Taman Kanak-Kanak ‘Aisyiyah Bustanul Atfal
3 Bancar, Sekolah Dasar berlanjut di SD Muhammadiyah 1 Bancar, Sekolah Menengah
Pertama berada di SMP Muhammadiyah 3 Bancar, Sekolah Menengah Atas ada di SMA
Muhammadiyah 3 Bancar, ditambah lagi waktu SMA aku pernah diberi amanah sebagai
Ketua Bidang Apresiasi Seni dan Kebudayaan dalam Pimpinan Ranting Ikatan Remaja
Muhammadiyah, juga Ketua Umum Pimpinan Ranting Ikatan Remaja Muhammadiyah di
SMA Muhammadiyah 3 Bancar, jadi kalau di teliti aku ini asli didikan
Muhammadiyah, gak ada ajaran yang saya pergunakan selain ajaran Muhammadiyah
untuk ibadah Mahdoh.
Muhammadiyah
adalah rumah saya, rumah yang mulai saya tinggalkan karena kebisingan dan
kepenatan yang terjadi didalam rumah itu sendiri tapi tak pernah saya lupakan.
Aku pergi bukan untuk melupakan, aku pergi bukan untuk meninggalkan selamanya,
tapi aku mencari sesuatu untuk merenofasi rumah itu agar lebih baik dan itu
belum saya temukan sampai saat ini. Itu rumah saya dan suatu saat saya akan
kembali ke rumah saya berkumpul lagi bersama keluarga.
Mungkin ayah ibu
saya sudah rindu tapi siapa yang tau kalau saya sendiri juga sangat rindu
dengan mereka namun saya belum bisa kembali, saya sadari bahwa kegaduan di
sebuah rumah itu biasa terjadi antara anggota keluarga tapi kegaduhan itu bukan
harus mengakar sampai ke genarasi penerus apalagi sampai bersingkuran dengan
tetangga.
Generasi
Muhammadiyah saat ini mungkin mulai memudar, lebih memilih untuk ikut kelompok
luar yang sekiranya di nilai lebih harmonis dengan sesama tanpa membedakan Jabatan,
kekayaan, maupun Pendidikan dan Ras. Jangan salahkan bidang pengkaderan dalam
masalah ini tapi koreksi pada diri pribadi, sudahkah menunjukan sesuatu yang
benar dihadapan generasi-generasi penerus?.
Di muktamar ke
47 ini saya pribadi berharap supaya Muhammadiyah lebih dewasa, lebih bisa
merangkul, menggandeng kelompok-kelompok lain demi mengawal NKRI, tanpa
membedakan cukup berpedoman Saudara dan Indonesia. Lebih mengutamakan ide-ide
kaum muda daripada ngotot harus berpedoman dengan gaya berfikir kaum tua, zaman
ini melaju kencang, era orang tua sudah berbeda dengan era sekarang.
Muktamar
Muhammadiyah ke 47 ini semoga bisa menciptakan ide-ide cemerlang,
keputusan-keputusan yang bijak. Muhammadiyahku dewasalah rangkullah NKRI dengan
kelompok islam yang lain sehingga terbentuk negara yang gemah ripah loh jinawe,
tapi gemah ripah loh jinawe saja gak cukup ibaratnya baru Baldatun Thoyyibatun tapi
yang terpenting itu Wa Rabbun Ghafur. Sang Surya Bersinarlah. Hisyam Noer Untuk Muktamar Muhammadiyah.
No comments:
Post a Comment